Kenapa Selingkuh?

Nadia Wahyu Savitri
4 min readOct 22, 2021

So, cerita ini dimulai ketika ada yang bertanya kepada gue, “Kenapa ya Nad, orang bisa selingkuh?” Untuk menjawab ini, gue sedikit tertegun. Pikiran-pikiran lama kembali berkelebat hebat di kepala sore itu. Rasa sakit hati itu, rasa lelah itu, kembali menghantui pikiran gue.

Gue termasuk orang yang sering sekali disakiti lawan jenis, sampai di titik gue menyerah mencari terlalu keras, berharap terlalu banyak, bahkan sayang dan cinta sama orang sebegitunya. Namun, ada satu yang sangat membekas di benak gue. Dan hal inilah yang membuat gue kembali bertanya, apa yang salah dari gue sehingga menyebabkan dia selingkuh?

Fear to Commit

Menjalani suatu hubungan adalah salah satu bentuk komitmen yang dipilih sepasang manusia dengan beragam komitmen dibaliknya. Menurut gue, komitmen seperti berpacaran hanyalah komitmen dasar yang paling ringan apabila dijalani dengan santai, penuh rasa percaya satu sama lain, dan komunikasi yang efektif. Mereka yang gemar berselingkuh biasanya tidak ingin memiliki risiko atau tanggung jawab dari komitmen itu sendiri. Itulah mengapa sebuah “eksklusivitas” seperti pacaran atau bahkan pernikahan tidak membuat mereka yang gemar berselingkuh merasa tertarik.

Boredom

Siapa sih yang tidak bosan dengan kehidupan percintaan yang begitu-begitu saja? Mendadak menjadi sebuah rutinitas biasa saja. Gue pribadi sedikit setuju, kenapa? No… bukan karena gue pernah menjadikan bosan menjadi alasan untuk pindah ke lain hati, hanya saja, dulu pernah punya mantan yang pas gue tanya, “kenapa sih lo mutusin gue dulu?” Dia dengan santai jawab, “Bosen nad. Lo tuh ya gitu aja. Gak ada tantangannya.” Gue sampe keselek lemon tea. “Eh sialan lo. Kita jalan-jalan itu gak menarik buat lo?” tanya gue. “Menarik sih, cuma kan ya gitu aja,” jawabnya lagi santai. Sue nih orang, gue gak boring-boring amat kali orangnya.

Ternyata kebanyakan orang yang gue tanya mengapa mereka berselingkuh pun sama seperti jawaban mantan gue ini. Bosan. Mereka membutuhkan tantangan dalam kehidupannya, khususnya dalam hal percintaan. Mereka mencari cara baru untuk menghibur, meskipun mereka harus mendapatkan hiburan itu dengan menyakiti orang yang mereka sayangi. Beberapa orang berselingkuh tidak hanya untuk menghindari diri mereka sendiri, tetapi hanya untuk bermain-main dengan orang lain untuk waktu yang singkat.

Photo by Marco Testi on Unsplash

Need of Validation

Tak sedikit orang yang merasa hidupnya kurang tertantang membutuhkan tantangan dan validasi dari sekitarnya bahwa Ia adalah makhluk keren yang memiliki banyak pesona dan dapat dengan mudah memikat lawan jenis. Tak hanya itu, biasanya orang yang berselingkuh mempunyai pengalaman di masa lalu yang berakibat pada masa sekarang ini butuh validasi konstan dari lingkungan sekitar akan kemampuan, khususnya menggaet lawan jenis.

Kesempatan dalam Kemarahan

“Kejahatan terjadi bukan saja karena ada niat, tapi ada kesempatan yang tercipta.” Sering denger kan kalimat serupa? Yak! Betul sekali! Ada kesempatan. Biasanya terjadi setelah kekecewaan atau amarah yang kurang terkendali dari salah satu pihak. Kesempatan ini muncul tidak pandang bulu, bisa terjadi karena Anda bertengkar dengan pasangan Anda ataupun semudah Anda sendirian di sebuah kafe dan sebuah senyum mendarat ketika Anda bertemu pandang dengan seseorang. Terjadilah sebuah momentum untuk saling berkenalan. Dan saat itulah, Anda memulai proses perselingkuhan.

Dendam

Tak hanya itu, alasan dendam juga kerap muncul ketika ditanya, “kenapa sih lo selingkuh?” Ya, tak jarang, mereka yang berselingkuh adalah bekas korban perselingkuhan juga. Jadi, mereka kadang ingin merasakan pada posisi yang menyakiti bukan yang tersakiti. Alasan ini, bukan pembenaran sih seharusnya. Percaya deh! Selingkuh dengan alasan dendam bukan cara terbaik untuk kamu merasa ‘gue juga bisa’. Jadilah orang yang berkelas dengan membalaskan rasa sakit hatimu pada pasangan. Nih misalnya, rajin merawat diri, jalan-jalan, dan bergaul dengan rekan-rekanmu. Pasti dia akan menyesal deh!

Rasa Penasaran hingga Rasa Terabaikan

Selingkuh karena penasaran? Ya! Ada dong. Perasaan penasaran akan sesuatu yang terkenal dengan nama ‘negative adrenaline rush’ itu nyata. Biasanya adrenaline rush dilontarkan dalam bentuk positif kayak naik rollercoaster atau berolahraga. Negative adrenaline rush ini justru dilontarkan dengan cara yang ‘kurang baik’, seperti berselingkuh. Walau tidak semuanya begitu, tapi biasanya yang adem ayem aja hidup bersama pasangan, lebih menginginkan tantangan.

Eits, tunggu dulu! Ada juga rasa terabaikan yang ikut berperan dalam perselingkuhan. Contohnya, si cowok asik futsalan sementara si cewek lenje ingin bermanja ria layaknya pasangan malam mingguan. Dari yang awalnya ok ok aja, sampe akhirnya bodo amat dan memutuskan untuk mencari orang yang lebih ‘care’ sama dia. Susah sih ya! Cuma di luar sana kalo ada opsi yang lebih kenapa enggak kan?

Nah, terjawab sudah kan kenapa seseorang bisa selingkuh? Selingkuh itu tidak bisa salah satu pihak saja, menurutku pribadi ada tiga orang yang salah dalam perselingkuhan, aku, kamu, dan orang ketiga. Jadi pintar-pintar menjaga dan menjadi pribadi yang menyenangkan bagi pasanganmu. Tapi ingat, tetap menjadi dirimu yang penuh kualitas. Karena biasanya yang ngedeketin juga berkualitas! Selamat berakhir pekan!

--

--